Waktu Yang Tepat Para Pemula Memulai Bisnis Saham - Untuk menentukan
kapan waktu yang tepat bagi pemula untuk masuk ke dunia saham baik sebagai
trader atau investor bisa dilihat dari data statistik kondisi bursa selama
beberapa tahun.
Berikut
data kondisi market di BEI sejak 2003 sd 2010 :
Bulan
|
+ (Uptrend)
|
0 (Sideways)
|
- (Downtrend)
|
Jan
|
1
|
6
|
1
|
Feb
|
1
|
7
|
0
|
Mar
|
3
|
4
|
1
|
Apr
|
4
|
3
|
1
|
Mei
|
3
|
2
|
3
|
Jun
|
1
|
7
|
0
|
Jul
|
4
|
4
|
0
|
Agt
|
1
|
5
|
2
|
Sep
|
5
|
2
|
1
|
Okt
|
3
|
4
|
1
|
Nov
|
3
|
5
|
0
|
Des
|
6
|
2
|
0
|
Berdasar data di atas, waktu yang tepat bagi
pemula untuk masuk ke bursa saham adalah sbb :
A. Sebagai Trader dengan sistem Buy High Sell
Higher (POWER Traders atau Darvasers) :
Maret
– April – Mei – Juli – September – Oktober – November – Desember
Catatan
: Apabila pembelian dilakukan ketika breakout, maka resiko bagi trader tidak
terlalu besar dan sebanding dengan potensi profit yang bisa diperoleh dalam
waktu singkat.
Resiko apabila saham gagal breakout adalah saham terkoreksi dan masuk ke dalam
sideways channel, tidak langsung ke downtrend channel, seperti pada sistem buy
low sell high yang ada di bawah ini.
B. Sebagai Investor (Buy at Lowest Price) :
Januari
– Februari – Maret – April – Mei – Juni – Agustus – September – Oktober
Catatan
: Untuk buy @ lowest price sebaiknya harus dipastikan bahwa masa koreksi benar2
telah berhenti. Jangan sampai ” Menangkap Pisau Jatuh”.
Oleh karena itu tahap ini sebetulnya cukup beresiko. Jika salah timingnya, maka
bisa loss besar. Namun sebaliknya jika timing tepat, maka potensi profit cukup
besar, namun dalam waktu yang agak panjang. Karena reboundnya saham ke harga
puncak biasanya berlangsung cukup lama.
C. Sebagai Swing Trader (Namun sebaiknya
pemula menghindari hal ini) :
Februari
– Juni
Catatan
: Resiko cukup besar karena jika ternyata ketika buy @ support dan harga saham
ternyata jatuh atau breakdown dari supportnya maka potensi loss cukup besar.
Sebaliknya kalaupun timing buy tepat pada supportnya, maka potensi profit tidak
terlalu besar karena setelah menyentuh resistance harga saham akan turun
kembali. Oleh karena itu, resiko tidak sebanding dengan potensi profitnya.
CMIIW
Demikian,
semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment