This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Sarjana. Show all posts
Showing posts with label Sarjana. Show all posts

Thursday, May 9, 2013

Contoh Lembar Pengesahan Terbaik

Contoh Lembar Pengesahan Terbaik - Pada kesempatan kali ini. saya akan memberikan kepada Anda contoh Lembar Pengesahan yang dapat Anda jadikan contoh dalam pembuatan lembar pengesahan. Contoh Lembar Pengesahan makalah, laporan dan lain - lain dapat Anda lihat di bawah ini.

Sebelum kita kepada inti dari artikel ini, saya akan membahas sekilas tentang Contoh Lembar Pengesahan makalah. Lembar Pengesahan Makalah merupakan pelengkap dari sebuah proses pembuatan makalah atau karya tulis.

Penyusunan Lembar Pengesahan haruslah secara baik dan benar. salah satu penyusunan lembar pengesahan yang benar adalah format penulisan makalah tersebut

Contoh Lembar Pengesahan


LEMBAR PENGESAHAN I

Telah diterima dan disetujui oleh :

Pada hari/tanggal      : …………………………
Tempat                    : …………………………


Pembimbing Sekolah,                                                                          Ketua Program Studi,



Faisal Ashary, ST                                                                               Faisal Ashary, ST



Kepala SMK Amaliah 1




Drs. Omon Abdurakhman, M.Pd.I











LEMBAR PENGESAHAN II
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
PT. BONET UTAMA BOGOR
Telah diterima dan disetujui oleh :

Pada hari/tanggal      : …………………………
Tempat                    : …………………………





Mengetahui dan Menyetujui;

Pimpinan Indutri,        
                            Pembimbing Industri,



Hani Purnawanti      
                                Hani Purnawanti



Contoh Lembar Pengesahan Makalah


LEMBAR PENGESAHAN

                                    Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis  mengangkat judul
”Analisis  Tingkat Pengetahuan Siswa Mengenai Perayaan Tahun Baru Masehi terhadap Umat Islam



Telah diterima dan disahkan
Oleh :



      Bulukumba,………………..2012                                           Yang bersangkutan
Guru Pembimbing 1                                                                 Peneliti



Muh. Yusuf Gunawan, S.Pd.M. Kes                                   
Nip : 1978070320021 21005                                                  

Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada kamu yang telah membaca artikel kami yang berjudul Contoh Lembar Pengesahan Terbaik

Tuesday, May 7, 2013

Kumpulan Contoh Kti Tentang Kebidanan Terbaru

Kumpulan Contoh Kti Tentang Kebidanan Terbaru - Hai sobat. kali ini saya akan memberikan sekumpulan contoh lengkap yang dapat sobat jadikan sebuah referensi dan saya yakin contoh ini sangat bagus dijadikan referensi. 175 Contoh Kti kebidanan ini bukan seluruhnya hasil karya saya sendiri, namun berasal dari tangan seorang ahli ( dosen ).


  1. ·  Alasan ibu melakukan penyapihan anak kurang dari 2 tahun di posyandu
  2. ·  Determinan ibu hamil tidak melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap di wilayah kerja puskesmas
  3. ·  Determinan pemberian konsumsi buah segar pada balita di posyandu (KTI KEBIDANAN).doc
  4. ·  Determinan tidak dilakukannya deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh remaja putri kelas II di MAN
  5. ·  Faktor penyebab rendahnya pengetahuan remaja awal tentang pendidikan seks di SMP
  6. ·  Faktor penyebab tidak tercapainya target cakupan persalinan oleh bidan di desa
  7. ·  Faktor-faktor alasan ibu mengganti kontrasepsi PIL dengan kontrasepsi suntik di puskesmas
  8. ·  Faktor-faktor penyebab gangguan pemberian ASI pada ibu di desa
  9. ·  Faktor-faktor penyebab ibu hamil tidak melakukan senam hamil di BPS
  10. ·  Faktor-faktor penyebab petugas kesehatan tidak melakukan pemeriksaan PAP SMEAR di puskesmas
  11. ·  Faktor-faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia di bawah 6 bulan di kelurahan
  12. ·  Faktor-faktor rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil yang ke empat (K4) di wilayah kerja puskesmas
  13. ·  Faktor-faktor rendahnya kunjungan balita di posyandu
  14. ·  Faktor-faktor rendahnya penggunaan implant di kelurahan
  15. ·  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Tenaga Bidan Desa dalam Pertolongan Persalinan
  16. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan di wilayah kerja puskesmas
  17. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya akseptor IUD di desa
  18. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan akseptor baru keluarga berencana alat kontrasepsi dalam rahim di puskesmas
  19. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana (KB) di desa
  20. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
  21. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pre menstrual syndrom (PMS) pada wanita usia 25-35 tahun di kampung
  22. ·  Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak teraturnya siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat ……. program studi kebidanan
  23. ·  Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor KB kondom di puskesmas
  24. ·  Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastitis pada ibu postpartum di BPS
  25. ·  Gambaran aktivitas seksual wanita menopause di desa
  26. ·  Gambaran efek samping KB suntik depo progestin di puskesmas pembantu
  27. ·  Gambaran faktor penyebab akseptor tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi IUD di RB
  28. ·  Gambaran faktor-faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini di ruang kebidanan RSUD
  29. ·  Gambaran faktor-faktor penyebab wanita PUS tidak melakukan pemeriksaan PAP Smear di wilayah kerja puskesmas
  30. ·  Gambaran faktor-faktor wanita pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi di kelurahan
  31. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan ibu hamil di puskesmas
  32. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih alat kontrasepsi suntik depoprovera di desa
  33. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian kapsul vitamin A di kelurahan
  34. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu menyusui dalam memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini di Desa
  35. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak menimbang balitanya di posyandu
  36. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore pada mahasiswa program studi kebidanan
  37. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada balita di puskesmas
  38. ·  Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tuberkulosis paru pada anak di poli anak RSUD
  39. ·  Gambaran ibu hamil dengan kekurangan energi kronis di wilayah kerja puskesmas
  40. ·  Gambaran kadar hemoglobin (Hb) pada akseptor intra uterine devices (IUD) di kelurahan
  41. ·  Gambaran kadar hemoglobin ibu hamil di puskesmas
  42. ·  Gambaran karakteristik ibu bersalin dengan ekstraksi vakum di RSUD
  43. ·  Gambaran karakteristik ibu hamil dengan pre eklampsi dan eklampsi di ruang kebidanan RSUD
  44. ·  Gambaran kemampuan motorik kasar pada anak di bawah tiga tahun (BATITA) di posyandu
  45. ·  Gambaran mobilisasi dini pada ibu post partum dengan tindakan operasi seksio sesarea terhadap pengeluaran lochea dan percepatan penyembuhan luka operasi di RSU
  46. ·  Gambaran pasangan usia subur yang tidak mengikuti keluarga berencana di kelurahan
  47. ·  Gambaran pelaksanaan teknik menyusui pada ibu menyusui di posyandu
  48. ·  Gambaran penatalaksanaan 6 jam pertama bayi baru lahir normal oleh bidan di ruang kebidanan RSUD
  49. ·  Gambaran penatalaksanaan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
  50. ·  Gambaran penatalaksanaan kala IV persalinan normal oleh bidan praktek swasta di wilayah puskesmas
  51. ·  Gambaran penatalaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di ruang bersalin RSUD
  52. ·  Gambaran penatalaksanaan pemberian ASI pada ibu seksio sesaria di RSU
  53. ·  Gambaran penatalaksanaan perawatan bayi prematur oleh tenaga kesehatan di ruang anak RSU
  54. ·  Gambaran penatalaksanaan perdarahan post partum di rumah bersalin
  55. ·  Gambaran penatalaksanaan pre-operasi seksio sesarea di ruang bersalin rumah sakit umum daerah
  56. ·  Gambaran pengetahuan bidan tentang manajemen aktif kala III di RSUD
  57. ·  Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan neonatal di BPS
  58. ·  Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang melahirkan di bidan di desa
  59. ·  Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi ibu hamil di desa
  60. ·  Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS
  61. ·  Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perdarahan antepartum di RSUD
  62. ·  Gambaran pengetahuan ibu hamil tentnag gizi seimbang pada masa kehamilan di puskesmas
  63. ·  Gambaran pengetahuan ibu menyusui anak pertama tentang ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas
  64. ·  Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang manajemen laktasi pada periode post natal di Rumah sakit ibu dan anak
  65. ·  Gambaran Pengetahuan ibu multipara tentang kontrasepsi AKDR di wilayah kerja puskesmas
  66. ·  Gambaran pengetahuan ibu tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) di posyandu
  67. ·  Gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) di wilayah kerja puskesmas
  68. ·  Gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah di rumah bersalin
  69. ·  Gambaran pengetahuan klimakterium tentang menopause di dusun
  70. ·  Gambaran pengetahuan pasangan infertil tentang infertilitas di desa
  71. ·  Gambaran pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara di SMAGambaran pengetahuan remaja wanita kelas II tentang diet seimbang
  72. ·  Gambaran pengetahuan siswa SMPN ….. tentang perilaku hidup bersih dan sehat tahun
  73. ·  Gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang papsmear di puskesmas
  74. ·  Gambaran peran serta kader dalam kegiatan posyandu di kampung ….. wilayah kerja puskesmas
  75. ·  Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga di kelurahan
  76. ·  Gambaran perilaku ibu menyusui tentang pemberian ASI pada satu hari pertama di RB
  77. ·  Gambaran persyaratan minimal fasilitas pelayanan AKDR diwilayah kerja puskesmas
  78. ·  Gambaran pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak terlatih di wilayah puskesmas pembantu
  79. ·  Gambaran pertumbuhan balita di posyandu desa
  80. ·  Gambaran pola makan ibu hamil di BPS
  81. ·  Gambaran proses penyembuhan luka ibu post seksio sesarea di RKB RSU
  82. ·  Gambaran puskesmas mampu pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED) di Puskesmas
  83. ·  Gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan (injectables) di BPS
  84. ·  Gambaran teknik menyusui minggu pertama pada ibu primipara di BPS
  85. ·  Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia di SMA
  86. ·  Gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45 – 55 tahun tentang menopause di desa
  87. ·  Gambaran tingkat pengetahuan wanita pramenopause tentang osteoporosis di desa
  88. ·  Hubungan antara paritas dan usia ibu dengan plasenta previa di RSUD
  89. ·  Hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang gizi dengan status gizi balita di kelurahan
  90. ·  Hubungan antara suami perokok dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) di wilayah kerja puskesmas
  91. ·  Hubungan faktor lingkungan, tempat tinggal, teman sebaya dan orang tua dengan penyalahgunaan narkotika psikotropika zat aditif lainnya (NAPZA) pada remaja di SMA
  92. ·  Hubungan kejadian pneumonia pada balita dengan status pemberian vitamin A di poliklinik anak
  93. ·  Hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat ekonomi keluarga kader dengan peran serta kader posyandu di kampung
  94. ·  Karakteristik akseptor KB alat kontrasepsi dalam rahim di wilayah kerja puskesmas
  95. ·  Karakteristik akseptor kontrasepsi MOW di desa
  96. ·  Karakteristik efek samping alat kontrasepsi suntik di desa
  97. ·  Karakteristik ibu hamil dengan anamia di puskesmas
  98. ·  Karakteristik ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum di wilayah kerja puskesmas
  99. ·  Karakteristik ibu yang menyapih bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah kerja puskesmas
  100. ·  Karakteristik kanker serviks di ruang kebidanan RSUD
  101. ·  Karakteristik kejang demam pada anak di rumah sakit umum
  102. ·  Karakteristik keluarga dengan balita berat badan di bawah garis merah (BGM) di desa
  103. ·  Karakteristik neonatus dengan asfiksia di ruang anak RSUD
  104. ·  Karakteristik perilaku hubungan seks pra nikah pada remaja wanita di desa
  105. ·  Karakteristik suami dengan ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas
  106. ·  Kecemasan pasangan suami istri dengan infertil primer di rumah bersalin
  107. ·  Kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause
  108. ·  Keterampilan pelaksanaan komunikasi terapeutik mahasiswi tingkat II program studi kebidanan…… di lahan praktek
  109. ·  Pelaksanaan rawat gabung di rumah bersalin handayani
  110. ·  Pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di rumah bersalin
  111. ·  Pemantauan perkembangan balita di posyandu …..wilayah kerja puskesmas
  112. ·  Penatalaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di puskesmas KTI KEBIDANAN.rtf
  113. ·  Penatalaksanaan pencegahan infeksi nifas di ruang kebidanan RSU
  114. ·  Penatalaksanaan pijat bayi oleh dukun pijat bayi pada bayi usia 3-7 bulan di desa
  115. ·  Pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III di wilayah puskesmas
  116. ·  Pengetahuan dan sikap bidan dalam penatalaksanaan manajemen rujukan pada ibu bersalin dengan kelainan obstetri di wilayah puskesmas
  117. ·  Pengetahuan dan sikap dukun terlatih dalam menolong persalinan di wilayah puskesmas
  118. ·  Pengetahuan dan sikap ibu balita tentang pemberian kapsul vitamin A di puskesmas
  119. ·  Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet tambah darah (Fe) dalam mencegah anemia kehamilan di BPS
  120. ·  Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang teknik prenatal breastcare, postnatal breastcare dan teknik menyusi di RB
  121. ·  Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap tanda-tanda bahaya kehamilan di puskesmas
  122. ·  Pengetahuan dan sikap ibu post seksio sesarea tentang mobilisasi dini di rumah bersalin
  123. ·  Pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi campak di puskesmas
  124. ·  Pengetahuan dan sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di kelurahan
  125. ·  Pengetahuan dan sikap masyarakat usia 15 – 39 tahun mengenai mitos diskriminasi dan stigmasi terhadap HIV AIDS
  126. ·  Pengetahuan dan sikap petugas pelaksana penanganan penderita NAPZA tentang penatalaksanaan NAPZA di panti rehabilitasi
  127. ·  Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dampak kehamilan remaja di SMA
  128. ·  Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas II SMP
  129. ·  Pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya seks bebas di SMA
  130. ·  Pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah di SMU
  131. ·  Pengetahuan dan sikap siswa kelas 1 SMP tentang pubertas di SMP
  132. ·  Pengetahuan dan sikap siswa SMU tentang seksualitas pada remaja di SMU
  133. ·  Pengetahuan dukun terlatih tentang tiga bersih dalam pertolongan persalinan di desa
  134. ·  Pengetahuan ibu balita tentang status gizi pada balita di kelurahan
  135. ·  Pengetahuan ibu bersalin tentang rawat gabung di ruang kebidanan rumah sakit umum
  136. ·  Pengetahuan ibu hamil tentang HIS palsu di BPS
  137. ·  Pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan di BPS
  138. ·  Pengetahuan ibu mengenai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) di puskesmas
  139. ·  Pengetahuan ibu menyusi tentang alat kontrasepsi selama laktasi di kelurahan
  140. ·  Pengetahuan ibu menyusui tentang usia kurang dari 6 bulan di Desa
  141. ·  Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di ruang kebidanan rumah sakit umum
  142. ·  Pengetahuan ibu post partum tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di BPS
  143. ·  Pengetahuan ibu primigravida tentang tehnik mengejan yang benar saat persalinan di BPS
  144. ·  Pengetahuan ibu primipara tentang masa nifas di rumah bersalin
  145. ·  Pengetahuan ibu tentang abortus incompletus di ruang kebidanan rumah sakit umum
  146. ·  Pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B di posyandu kampung … wilayah kerja puskesmas
  147. ·  Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi hepatitis B1 segera setelah lahir di rumah bersalin
  148. ·  Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan tambahan pada bayi di bawah umur 6 bulan di desa
  149. ·  Pengetahuan ibu tentang pengganti air susu ibu di wilayah kerja puskesmas
  150. ·  Pengetahuan ibu tentang perkembangan motorik pada balita usia 3-5 tahun di posyandu … wilayah kerja puskesmas ….
  151. ·  Pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada balita demam di puskesmas
  152. ·  Pengetahuan ibu tentang stimulasi pada bayi usia 0 – 12 bulan di kelurahan
  153. ·  Pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi vasektomi
  154. ·  Pengetahuan primigravida tentang anemia pada kehamilan di puskesmas
  155. ·  Pengetahuan primigravida tentang tanda-tanda persalinan semu di klinik
  156. Pengetahuan remaja putri tentang keputihan fisiologis dan keputihan patologis di Madrasah ALiyah Negeri
  157. Pengetahuan remaja tentang aborsi pada siswi kelas II SMA
  158. Pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penatalaksanaannya pada remaja putri kelas II
  159. Pengetahuan tentang ISPA pada ibu yang memiliki balita sakit ISPA yang berobat ke puskesmas
  160. Pengetahuan usia lanjut tentang kebutuhan gizi usia lanjut di posyandu lansia desa
  161. Pengetahuan wanita pra-menopause tentang gejala-gejala fisik menopause di kelurahan
  162. Perilaku remaja putri dalam menangani keputihan di sekolah menengah umum negeri
  163. Sikap ibu hamil terhadap pelayanan antenatal di puskesmas
  164. Studi tentang motivasi mahasiswi memilih profesi bidan di program studi kebidanan
  165. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIA oleh bidan di puskesmas
  166. Tinjauan efek samping alat kontrasepsi pada akseptor KB PIL
  167. Tinjauan pelaksanaan imunisasi campak di posyandu kelurahan
  168. Tinjauan pelaksanaan kegiatan pondok sayang ibu (PSI) di desa
  169. Tinjauan pelaksanaan pencegahan infeksi pada asuhan persalinan normal oleh bidan di ruang kebidanan RSUD
  170. Tinjauan pemberian air susu ibu (ASI) kolostrum pada ibu post sectio caesarea di ruang kebidanan RSU
  171. Tinjauan penatalaksanaan gizi buruk pada balita oleh tenaga kesehatan di puskesmas
  172. Tinjauan penatalaksanaan kejang demam di ruang anak Rumah Sakit Umum
  173. Tinjauan penatalaksanaan penyakit infeksi saluran pernafasan akut non pnemonia pada balita usia 2 bulan – 5 tahun di puskesmas
  174. Tinjauan penatalaksanaan perawatan tali pusat pada neonatus di rumah sakit umum
  175. Tinjauan penyebab dilakukannya curettage di rumah sakit umum


Demikian lah artikel saya yang berjudul Kumpulan Contoh Kti Tentang Kebidanan Terbaru . terima kasih atas kunjungannya.

Sunday, March 24, 2013

Pengertian - Tentang Minat Belajar Siswa Lengkap


Pengertian Dan Tentang Minat Belajar Siswa Lengkap – Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang pengertian minat belajar pada siswa. Banyak sekali pengertian – pengertian minat belajar siswa yang tercipta, mulai dari para ahli local sampai dengan interlocal.

Pengertian Minat Belajar - Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli

Definisi Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli -Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985)

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh karena itu biologi berobyekkan benda-benda yang hidup. Maka cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya. Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan juga merupakan objek pada aspek minat. Dengan demikian, bidangbiologi dapat melahirkan reaksi perasaan senag, gembira, dan semangat belajar, begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian siswa sendiri apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang biologi atau tidak (Ahmadi, 1998).

Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli - Menurut Hardjana (1994), minat  merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).

Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan  sungguh-sungguh seperti  rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 1995).

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah
1.      Minat melahirkan perhatian yang serta merta.
2.      Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.
3.      Minat mencegah gangguan dari luar
4.      Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
5.      Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).

Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tersebut.

Kalau seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk  dapat mempelajari hal tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang studi biologi. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).

Menurut Slameto (1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:
1.      Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berserni.
2.      Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.
3.      Mengembangkan kebiasaan yang teratur
4.      Meningkatkan kondisi fisik siswa.
5.      Memepertahankan cita-cita dan aspirasi siswa.
6.      Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.

Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar (Sudarmono, 1994)

Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yiatu :
1.      Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
2.      Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
3.      Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4.      Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.
5.      Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut (Sudarnono, 1994), yaitu :
1.      Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.
2.      Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.
3.      Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.
4.      Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.
5.      Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.
6.      Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.
7.      Melatih kebebasan emosi selama belajar.

Daftar Pustaka - Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli, Definisi, Artikel

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta. 1995.

Kartono, K. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1995.

Buchari. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru. 1985.

Ahmadi, Abu. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: CV. Toha Putra. 1998

Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.

Loekmono. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.

Gie. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. 1995.

Hasnawiyah. Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada SMA di Ujungpandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.

Sudarmono. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo. 1994.